Jenis Struktur Bangunan

√ Jenis Struktur Bangunan Untuk Gedung Tinggi Paling Tepat

Posted on

Finoo.id – √ Jenis Struktur Bangunan Untuk Gedung Tinggi Paling Tepat. Bangunan bertingkat tinggi telah menjadi pemkalianngan umum di kota-kota besar bahkan di seluruh dunia. Untuk memastikan keamanan dan stabilitasnya, penting untuk menerapkan struktur yang kokoh dan kuat dalam perencanaan konstruksi. Pemilihan jenis struktur bangunan menjadi aspek utama dalam proses ini.

Gedung bertingkat tinggi menghadapi beban yang signifikan dan kompleks, termasuk beban lateral seperti angin dan gempa bumi. Oleh karena itu, penentuan jenis struktur bangunan menjadi faktor krusial yang dapat memengaruhi stabilitas keseluruhan gedung. Dalam artikel ini, kita akan mengenal beberapa jenis struktur bangunan yang umum digunakan untuk gedung bertingkat tinggi.

Apa yang Dimaksud dengan Struktur Rangka Bangunan?

Walaupun Juragan mungkin sudah familiar dengan konsep struktur bangunan, tidak ada salahnya untuk lebih memahami definisi, karakteristik, dan fungsi struktur bangunan secara mendalam sebelum memulai proses konstruksi.

Secara sederhana, struktur rangka bangunan mencakup elemen-elemen seperti balok, kolom, dan rangka atap yang membentuk kerangka atau rangkaian suatu bangunan. Struktur bangunan memiliki karakteristik sebagai bagian konstruksi yang bertanggung jawab untuk menopang beban yang diterima oleh gedung.

Beban tersebut melibatkan berat sendiri bangunan, beban hidup seperti orang dan barang di dalamnya, serta beban cuaca seperti angin dan gempa bumi. Dalam konteks ini, struktur bangunan berperan sebagai penopang yang mengamankan stabilitas keseluruhan bangunan.

Selain sebagai penopang, struktur bangunan juga memiliki peran penting dalam mengendalikan getaran yang mungkin terjadi di dalam gedung. Getaran ini bisa disebabkan oleh aktivitas di dalam gedung atau faktor eksternal seperti gempa bumi.

Khususnya untuk gedung bertingkat, struktur bangunan perlu dirancang dengan memperhatikan keamanan penghuni. Hal ini termasuk menjaga stabilitas struktur dalam berbagai kondisi cuaca dan memastikan bahwa gedung tidak akan roboh karena beban yang terlalu berat.

Fungsi terakhir dari struktur bangunan adalah menjaga kestabilan gedung ketika terjadi perubahan cuaca dan kondisi lingkungan. Desain struktur bangunan juga harus meminimalkan risiko kerusakan dan kegagalan dalam jangka panjang.

Jenis-Jenis Struktur Bangunan Gedung Bertingkat Tinggi

Terdapat beberapa tipe struktur bangunan yang dapat diterapkan dalam proyek konstruksi gedung yang sedang Juragan jalani. Untuk memastikan pemilihan yang tepat sesuai dengan kebutuhan bangunan, mari simak penjelasan lebih lanjut berikut ini:

1. Rangka Pemikul Momen

Struktur pemikul momen adalah jenis struktur bangunan yang terbentuk dari rangka baja atau beton bertulang. Desain struktur ini ditujukan untuk menanggung beban, khususnya yang timbul akibat faktor eksternal seperti gempa bumi atau angin kencang.

Umumnya, struktur pemikul momen digunakan pada gedung bertingkat tinggi yang memiliki bentuk persegi atau persegi panjang, seperti hotel, kantor bertingkat, dan sejenisnya.

Keunggulan dari struktur pemikul momen terletak pada kemampuannya menahan beban momen dengan efektif dan efisien, termasuk kemampuannya menahan beban baik secara vertikal maupun horizontal. Selain itu, pembangunan struktur pemikul momen dapat dilakukan dengan waktu yang relatif lebih cepat dan proses yang cukup mudah.

Sayangnya, struktur pemikul momen juga memiliki kelemahan, yaitu potensi terjadinya keretakan pada sambungan antara kolom dan balok. Hal ini dapat mengurangi kekuatan dan keamanan keseluruhan struktur.

Baca Juga :   √ Biaya Perbaikan Atap Bocor & Jasanya Yang Tepat

2. Rangka Pemikul Geser

Rangka pemikul geser adalah jenis struktur bangunan yang terbuat dari rangka baja atau beton bertulang. Struktur ini didesain untuk menanggung beban saat terjadi kondisi seperti pergeseran tanah. Rangka pemikul geser umumnya cocok digunakan pada gedung bertingkat tinggi seperti mal atau pusat perbelanjaan.

Keunggulan dari penggunaan rangka pemikul geser terletak pada kemampuannya menanggung beban lateral dengan baik, sehingga meningkatkan stabilitas dan keamanan gedung. Selain itu, RPG juga memungkinkan pemanfaatan ruang yang lebih efisien karena tidak memerlukan kolom di tengah-tengah ruangan.

3. Struktur Beton Bertulang

Struktur beton bertulang merupakan jenis struktur bangunan yang sangat umum digunakan dalam konstruksi gedung bertingkat tinggi. Sesuai dengan namanya, struktur ini terbentuk dari kombinasi beton dan baja tulangan.

Beton bertulang seringkali dipilih untuk bangunan dengan bentangan lebar, seperti jembatan atau infrastruktur lain yang membutuhkan kekuatan dan ketahanan tinggi karena beban yang diterimanya besar. Dalam jenis struktur ini, baja tulangan berperan sebagai penahan beban tarik, sementara beton bertindak sebagai penahan beban tekan.

Baja tulangan ditempatkan di dalam beton pada posisi yang telah ditentukan sebelumnya. Hal ini bertujuan agar ketika terjadi beban tarik pada struktur, baja tulangan dapat menahan beban tersebut, mencegah retak atau pecahnya beton.

4. Struktur Komposit

Struktur komposit adalah jenis struktur bangunan yang terbentuk dari gabungan beton, baja, dan kayu. Dalam struktur ini, keunggulan masing-masing bahan dimanfaatkan untuk menciptakan konstruksi yang kuat dan aman untuk digunakan oleh banyak orang.

Penerapan struktur komposit umumnya terjadi pada gedung bertingkat tinggi atau infrastruktur dengan bentuk dan beban yang kompleks, seperti gedung pencakar langit, menara, atau bahkan jembatan yang sering dilalui kendaraan roda empat.

Dalam konteks penggunaannya pada bangunan, struktur komposit sering diimplementasikan dalam bentuk panel dinding, lantai, atau sebagai rangka pemikul momen. Pemilihan struktur komposit pada rangka pemikul momen dianggap sebagai opsi yang tepat karena dapat membantu mengurangi berat total, meningkatkan efisiensi konstruksi, dan meningkatkan kekuatan struktur bangunan.

5. Struktur Rigid Frame (Rangka Kaku)

Pada struktur ini, balok dan kolom dibangun secara bersatu untuk menopang beban. Sistem kerangka yang kokoh lebih cocok digunakan pada bangunan yang terbuat dari beton bertulang. Meskipun sistem ini dapat diterapkan pada konstruksi baja, namun biaya koneksi akan menjadi lebih tinggi.

Komponen struktur kerangka yang kukuh memiliki kemampuan untuk menahan kelenturan, beban aksial, dan gaya geser. Menariknya, bangunan dengan struktur tertinggi di dunia, yaitu Burj Khalifa, dibangun menggunakan sistem kerangka yang kokoh ini.

6. Struktur Core and Outrigger

Sistem struktural ini dirancang untuk meningkatkan kekakuan dan kekuatan bangunan dengan mengaitkan inti bangunan ke kolom luar yang berada dalam jarak yang dekat.

Outrigger berfungsi sebagai penyatuan antara dua sistem struktural, yakni sistem inti dan sistem perimeter. Sistem struktural ini umumnya diterapkan pada bangunan yang memiliki ketinggian mencapai 70 lantai atau lebih, karena dapat memberikan efisiensi yang lebih besar dalam menahan gaya yang bekerja pada bangunan.

7. Struktur Wall Frame

Struktur ini terbentuk dari dinding-dinding dan bingkai yang berinteraksi secara horizontal, menciptakan sistem yang lebih kuat dan lebih kaku. Dalam sistem ini, dinding-dinding umumnya memiliki kepadatan tinggi dan ditempatkan di sekitar poros elevator, tangga, dan/atau di sekeliling bangunan.

Dengan adanya dinding-dinding ini, juga memberikan dampak positif pada kinerja rangka dengan mencegah terjadinya keruntuhan pada lantai yang memiliki kekuatan yang rendah.

8. Struktur Braced Frame

Struktur ini biasanya lebih umum digunakan dalam konstruksi baja dan cocok untuk bangunan bertingkat dengan ketinggian mulai dari rendah hingga menengah. Salah satu keunggulan dari struktur ini adalah kemampuannya untuk diulang pada berbagai ketinggian bangunan, serta efisiensi dalam desain dan pembuatan. Meskipun demikian, ada potensi hambatan dalam perencanaan internal bangunan, seperti dampak terhadap penempatan pintu dan jendela.

Baca Juga :   Pengertian Bangunan Air: Tujuan, Struktur dan Jenisnya

Komponen Struktur Bangunan

Baik itu bangunan tempat tinggal maupun gedung tinggi, keduanya memiliki komponen struktur bangunan yang menjadi elemen penting dalam membentuk kerangka dasar dan memberikan kekuatan serta stabilitas pada bangunan. Berikut adalah komponen-komponen dari struktur bangunan yang perlu kalian ketahui.

1. Kolom

Kolom, sebagai elemen struktural utama, memiliki peran krusial dalam menjaga kestabilan suatu bangunan. Sebagai bagian dari komponen struktur bawah bangunan, bahan yang umum digunakan untuk kolom adalah besi dan beton. Kombinasi material ini memiliki kemampuan yang baik untuk menahan beban tekan dan tarik. Kegagalan kolom dapat memiliki dampak serius pada keseluruhan bangunan, sehingga peran dan kekuatan strukturalnya menjadi sangat penting.

Kolom berfungsi sebagai penopang vertikal yang menyalurkan beban bangunan ke lapisan tanah. Struktur kolom yang solid dan kokoh merupakan aspek utama untuk memastikan keamanan dan stabilitas seluruh bangunan. Oleh karena itu, pemilihan material dan perencanaan konstruksi yang tepat untuk kolom sangat diperlukan.

2. Balok

Balok memiliki peran penting dalam struktur bangunan, mirip dengan kolom, namun fokusnya lebih pada elemen penguat horizontal. Fungsi utama balok adalah menjadi dudukan untuk lantai-lantai bangunan dan sebagai pengikat kolom pada lantai atas.

Balok mendistribusikan beban secara horizontal, membantu menyeimbangkan tekanan yang bekerja pada kolom dan memberikan kekuatan tambahan pada konstruksi bangunan. Kualitas dan kekokohan balok sangat berpengaruh pada kestabilan keseluruhan bangunan, terutama pada tingkat lantai yang berbeda. Oleh karena itu, desain dan pemilihan material balok harus memperhatikan beban yang dihadapinya serta kondisi struktural keseluruhan bangunan.

3. Tangga

Tangga adalah salah satu komponen vital dalam struktur bangunan yang memainkan peran penting dalam menghubungkan berbagai tingkat lantai. Selain fungsinya sebagai sarana perpindahan vertikal, tangga juga dapat menjadi elemen desain yang menarik dan mempengaruhi estetika bangunan.

Terdapat berbagai jenis tangga dengan desain yang berbeda, seperti tangga horizontal yang melintang, tangga dengan desain memanjang, tangga cantilever yang didukung oleh balok tengah, tangga spiral yang berputar, dan tangga melayang yang memberikan kesan ringan. Pemilihan jenis tangga biasanya disesuaikan dengan desain arsitektur dan kebutuhan fungsional bangunan.

Penting untuk memperhatikan aspek keselamatan dalam desain tangga, termasuk kemiringan, lebar langkah, dan pegangan tangan. Selain itu, pemilihan material yang tahan terhadap beban dan memiliki daya tahan yang baik juga menjadi faktor penting dalam konstruksi tangga.

4. Plat

Plat lantai merupakan komponen struktural yang mendukung lantai bangunan dan bertindak sebagai permukaan bawaan untuk aktivitas di dalamnya. Ada perbedaan konsep antara plat lantai dan lantai konvensional, di mana plat lantai tidak langsung terletak di atas tanah atau dapat disebut sebagai lantai tingkat.

Umumnya, plat lantai didukung oleh balok-balok yang menopangnya pada kolom-kolom struktur bangunan. Berbagai jenis bahan dapat digunakan untuk membuat plat lantai, mulai dari kayu, beton, hingga kayu semen (yumen). Pemilihan bahan bergantung pada kebutuhan fungsional, kekuatan struktural, dan estetika yang diinginkan untuk plat lantai tersebut. Keberlanjutan dan kestabilan plat lantai sangat penting untuk menjaga keamanan dan kenyamanan pengguna bangunan.

5. Atap

Atap merupakan salah satu elemen terpenting dalam sebuah bangunan, terutama ketika digunakan sebagai tempat tinggal. Fungsi utama atap adalah melindungi penghuninya dari cuaca eksternal, seperti sinar matahari yang berlebihan, hujan, dan faktor lingkungan lainnya. Selain itu, atap juga berperan dalam menjaga kestabilan suhu dan kenyamanan di dalam ruangan.

Baca Juga :   Pengertian Bekisting: Fungsi dan Jenisnya Lengkap

Balok kayu atau baja sering digunakan sebagai bahan penopang rangka atap. Bahan tersebut disusun dalam bentuk segitiga yang dikenal sebagai kuda-kuda. Kuda-kuda ini membentuk struktur rangka atap yang memberikan kekuatan dan stabilitas pada atap bangunan. Pilihan bahan atap juga beragam, seperti genteng, seng, atau material modern seperti atap metal dan polikarbonat, tergantung pada kebutuhan fungsional dan estetika bangunan.

6. Kuda-Kuda

Kuda-kuda memiliki peran vital dalam menopang dan membentuk atap bangunan. Kuda-kuda dapat terbuat dari berbagai bahan, seperti bambu, kayu, baja, atau beton bertulang, tergantung pada karakteristik struktural dan estetika yang diinginkan. Desain kuda-kuda juga dapat bervariasi, termasuk tipe atap, tinggi puncak atap, dan elemen-elemen dekoratif yang menambah keindahan bangunan.

Keberlanjutan dan kekuatan kuda-kuda sangat penting untuk menjaga kestabilan dan daya tahan atap terhadap beban cuaca dan lingkungan eksternal. Oleh karena itu, pemilihan bahan dan desain kuda-kuda harus mempertimbangkan kondisi lingkungan serta kebutuhan dan gaya arsitektural bangunan.

7. Pondasi

Pondasi adalah komponen krusial dalam struktur bangunan yang memainkan peran utama dalam menjaga stabilitas dan kekuatan keseluruhan konstruksi. Secara umum, pondasi dapat diartikan sebagai elemen bangunan yang berinteraksi langsung dengan tanah di bawahnya.

Peran pokok dari pondasi adalah menopang beban berbagai bagian bangunan yang terletak di atasnya. Dengan cara ini, pondasi menyediakan dukungan yang diperlukan untuk memastikan bahwa beban bangunan dapat didistribusikan dengan merata ke tanah di sekitarnya. Selain itu, pondasi juga dirancang untuk mampu menahan tekanan dari berbagai faktor eksternal seperti angin, gempa bumi, dan faktor lingkungan lainnya.

Pondasi dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, termasuk pondasi dangkal (seperti pondasi batu kali dan pondasi cakar ayam) serta pondasi dalam (seperti pondasi tiang pancang). Pemilihan jenis pondasi bergantung pada kondisi tanah, beban struktural, dan karakteristik geologi setempat.

8. Sloof

Sloof adalah elemen struktural yang berbentuk balok beton bertulang yang ditempatkan di atas pondasi bangunan. Fungsinya sangat penting dalam mendukung pondasi untuk menanggung beban bangunan yang ditempatkan di atasnya.

Sloof bukan hanya berperan sebagai penopang pondasi, tetapi juga memiliki peran signifikan dalam menjaga kekokohan dinding dan kolom. Ketika terjadi pergerakan tanah atau gempa, sloof membantu mengunci dinding dan kolom, mencegah terjadinya keruntuhan atau deformasi yang dapat membahayakan struktur bangunan secara keseluruhan. Oleh karena itu, desain dan konstruksi sloof harus memperhatikan faktor kestabilan dan kekuatan untuk menjamin keamanan bangunan.

BACA JUGA :

Penutup

Dalam menjelajahi dunia arsitektur dan konstruksi, pemahaman mengenai jenis struktur bangunan untuk gedung tinggi menjadi esensial.

Bangunan bertingkat tinggi tidak hanya menjadi simbol modernitas dan kemajuan, tetapi juga menantang para insinyur dan arsitek untuk menciptakan konstruksi yang aman, efisien, dan estetis.

Sebagai penutup, semoga eksplorasi mengenai jenis struktur bangunan untuk gedung tinggi ini memberikan wawasan yang berharga dan menginspirasi para pembaca untuk terus menggali pengetahuan dalam membangun masa depan perkotaan yang kokoh, efisien, dan indah.

Demikianlah artikel finoo.id yang membahas tentang √ Jenis Struktur Bangunan Untuk Gedung Tinggi Paling Tepat. Semoga artikel kami dapat bermanfaat dan terimakasih telah membaca artikel ini.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *